
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan kualitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terus menurun. Hal ini disebabkan kendala PJJ yang tak kunjung bisa dituntaskan selama hampir satu tahun lebih.
“Kualitas PJJ ini terus menurun. Ada beberapa kendala yang dialami, ada masalah konektivitas, tidak punya gawai sehingga PJJ sangat sulit dilakukan di sejumlah daerah,” kata Nadiem dalam sebuah talkshow daring dalam rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Rabu 5 Mei 2021.
Selain itu, kata dia, kendala PJJ ialah kejenuhan yang dialami siswa akibat banyaknya video conference pembelajaran. Selain itu model pembelajaran yang tidak dinamis turut menyumbang gagalnya PJJ.
“Kemudian anak mereasa kesepian dan depresi karena tidak ketemu teman dan gurunya, kemudian stres karena terlalu banyak di rumah, dan ada kekerasan domestk di rumah tangga,” lanjut Nadiem.
Nadiem mengatakan, kegagalan PJJ juga terjadi akibat tak mampunya orang tua menjadi guru di rumah. Banyak orang tua yang kesulitan mendampingi anaknya selama PJJ.
“Jadi jelas PJJ sudah lama terjadi dan kita tidak bisa menunggu dan menyiakan kesehatan mental pelajar kita,” ungkapnya.
Pihaknya mendorong sekolah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. PTM terbatas diwajibkan bagi sekolah yang guru dan tenaga kependidikannya telah menerima vaksinasi.
“Opsi itu wajib dilakukan sekolah, namun keputusannya tetap ada di orang tua,” tutur Nadiem.