
Umum di masyarakat apabila ada kegiatan tertentu akan mengundang seorang hafidz untuk simakan Qur’an 30 juz dalam sehari. Namun untuk para santriwati Pondok Pesantren/SMPIT Darul Fikri Bawen simakan Qur’an dilakukan per juz. Kegiatan tersebut untuk menguji kelancaran hafalan dan juga untuk sekaligus tahsin terhadap bacaan santriwati. Untuk itulah seorang santriwati disimak oleh Ustadzah pengampunya dan teman-teman satu halaqahnya.
Bisa jadi ditemukan hafalan dan atau bacaan santri memang belum bagus, namun dengan simakan qur’an ini tentu bukan untuk menjatuhkan santri, justru menjadi media untuk mengevaluasi kemampuan santri dalam menghafal sebagai masukan perbaikan di masa yang akan datang. Harapannya pada kegiatan simakan qur’an berikutnya sudah ada perbaikan dan secara rutin simakan dilaksanakan maka akan semakin bagus dan semakin bagus.
Selain dilakukan simakan qur’an, hafalan santri nantinya juga akan diuji dalam kegiatan UKJ (Ujian Kenaikan Juz), yang tentu akan lebih ketat dalam penilaiannya. Tentu bukan untuk memperrsulit santri dalam menghafal, atau khawatir membuat opini bahwa menghafal Qur’an itu sulit, melainkan sebagai ihtiar menjaga kualitas hafalan, karena Qur’an adalah firman Allah, bukan syair lagu atau yang sejenisnya.
Di babak akhir nanti akan ada ujian komprehensif hafalan sebagai syarat kelulusan di kelas IX. Jika mata pelajaran umum dan kepesantrenan ada ujian sekolah, demikian juga untuk hafalan Qur’an. Dengan sarana simakan salah satu cara memfasilitasi siswa agar bisa melalui UKJ dan Ujian Komprehensif hafalan dengan lancar dan bisa lulus.