
Karakter siswa untuk mau antri merupakan salah satu dari akhlaqul karimah, yang dengannya bisa menghadirkan sikap yang tertib, saling menghargai hak orang lain, bisa saling tenggang rasa, dan terkadang mengutamakan hak orang lain dibandingkan hak pribadi. Meskipun, menurut sebagian orang antri merupakan kegiatan yang membosankan. Namun semua itu menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa sesungguhnya kita di dunia ini semuanya sedang antri menantikan gilirannya. Artinya meskipun terkadang menjemukan akan tetapi sudah menjadi keharusan dari hidup di dunia yang butuh dihadapi dengan bijak.
Dalam kehidupan di pesantren pun, banyak aktivitas yang mengharuskan para santri untuk antri. Salah satu kegiatan yang tiap hari dilakukan dalam keseharian, bahkan sehari sampai tiga kali adalah makan. Selain harus menjaga ketertiban dan menguatkan kesabaran terkadang juga melahirkan pengorbanan berupa itsar ( mendahulukan yang lain) karena mungkin lebih membutuhkan.
Islam memang mengajarkan umatnya untuk saling menghargai sesamanya, menghargai dalam kondisi apa pun. Tujuannya adalah untuk menghindarkan kedholiman dan saling menjaga harkat dan martabat sesamanya. Maka Islam memberikan rambu-rambu dan pedoman adabnya, termasuk dalam kegiatan makan bersama.
Dalam dinamika pesantren kita para siswa selalu mengalami makan bersama orang lain. Baik bersama dengan rekan sesama siswa maupun bersama ustadz/ustadzah atu musyrif/muysrifah. Maka butuh ditanamkan adab saat makan bersama orang lain.
Ada beberapa adab yang berkenaan dengan aktivitas makan bersama orang lain, antara lain:
- Hendaklah kita tidak memulai dan mendahului makan jika ada orang yang lebih berhak, lebih tua, atau lebih kita hormati.
- Jangan saling berdiam diri pada saat makan. Tetapi hendaklah kita selingi dengan pembicaraan ringan yang baik-baik.
- Janganlah kita makan melebihi porsi orang lain. Karena hal yang demikian adalah terlarang. Seyogyanya kita mengambil porsi makanan yang sedikit atau sama dengan orang lain dan jangan pula menambah kecuali orang lain relakan dan mengizinkannya.
- Hendaklah kita makan seperti biasa. Sehingga orang lain tidak perlu berkata “makanlah!makanlah! kepadamu. Maksudnya, kita makan seperti biasa, wajar, tidak berpura-pura dan tidak dibuat-buat sebagaimana kebiasaan kita sehari-hari ketika makan sendirian.
- Tak mengapa kita membasuh tangan di wadah cuci tangan bersama dengan orang lain. Adapun adab membasuh tangan di wadah cuci tangan bersama ini ada 5, yaitu tidak meludah ke dalamnya, mendahulukan orang yang dihormati, mengedarkan wadah cuci tangan ke arah kanan, seorang pelayan hendaklah menyiramkan air ke tangan kita sebaiknya dengan sambil berdiri dan ketika mengeluarkan air dari mulut dapat dilakukan dengan pelan (agar tidak terpercik ke lantai atau badan orang lain).
- Hendaklah kita tidak melihat-lihat cara makan teman makan kita dan jangan menyelesaikan makanan mendahului mereka serta kita usahakan selesai makan bersamaan dengannya.
- Hendaklah kita tidak bersikap tidak sopan dan menjijikkan sehingga menghilangkan selera makan orang lain dan tidak mengeluarkan kata-kata kotor yang menyakiti orang lain.
Semoga pembiasaan akhlaqul karimah tersebut bisa menjadi bekal dalam kehidupan bermasyarakat serta menjadikan para siswa uswah khasanah bagi lingkungannya masing-masing.