
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kearifan lokal adalah kebijaksanaan setempat. Namun demikian tidak semua tradisi lokal adalah arif. Oleh karena itu, digunakan istilah lokalitas atau regional yang dirasa lebih tepat karena di dalamnya juga mengandung sesuatu yang arif.
Sementara dalam glosarium[dot]org, ”kearifan lokal” adalah kematangan masyarakat di tingkat komunitas lokal yang tecermin dalam sikap, perilaku, dan cara pandang masyarakat yang kondusif di dalam mengembangkan potensi dan sumber lokal (material dan nonmaterial) yang dapat dijadikan sebagai kekuatan di dalam mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik atau positif.
SMP IT Darul Fikri Bawen sebagai bagian dari bangsa Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau, lebih dari seribu suku, dan ratusan bahasa yang dimiliki tentu memiliki banyak budaya yang muncul. Sebagai bagian dari proses pendidikan yang berupaya mewariskan dan melestarikan kearifan lokal yang kaya di negeri ini maka para siswa juga di ajari untuk tahu dan paham tentangnya. Salah satunya adalah siswa belajar tentang Tari Saman.
Tari Saman ini berasal dari Tanah Gayo Provinsi Nangro Aceh Darussalam. Meskipun siswa SMP IT Darul Fikri Bawen tidak ada yang berasal dari suku Aceh tidak menghalangi minat mereka untuk belajar tarian ini. Tari saman ditampilkan dengan cara duduk, rapi dan berjajar. Gerakan tepukan dan tempo syair yang khas sangat istimewa karena semua bisa berjalan seirama.
Tari Saman telah ditetapkan oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Artinya para siswa SMP IT Darul Fikri Bawen selain melestarikan kearifan lokal juga ikut menjaga kekayaan warisan dunia yang dihargai warga dunia.
Seperti yang telah kita ketahui, sejarah Tari Saman sangat erat kaitannya dengan sejarah penyebaran agama Islam di Aceh. Tari ini disebut Tari Saman karena diciptakan seorang Ulama bernama Syekh Saman pada abad 14 Masehi.
Awalnya tarian ini merupakan permainan rakyat yang kerap ditampilkan dalam pesta adat dan budaya di tanah Gayo. Karena sangat menarik, tari ini kemudian dikembangkan oleh penciptnya dengan diperkaya syair dan pujian kepada Allah SWT dan kemudian digunakan sebagai media syiar Islam.
Seiring perkembangan zaman, Tari Saman kini menjadi salah satu seni budaya yang banyak dipelajari di sekolah-sekolah. Bukan hanya di Aceh, tapi juga di luar Aceh dan bahkan di luar negeri. Begitu menariknya, sehingga Tari Saman kerap menjadi ikon Indonesia dalam berbagai festival seni budaya dunia.
Semoga SMP IT Darul Fikri terus menjadi bagian yang menjaga kearifan lokal milik bangsa untuk tetap menunjukkan eksistensi NKRI yang beradab dan berbudaya adiluhung.