Kebiasaan Sekolah di Jepang Tanpa Cleaning Service: Nilai Kebersihan dalam Perspektif Islam

Di Jepang, konsep kebersihan di sekolah sangat berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama di Indonesia. Salah satu kebiasaan yang menonjol di Jepang adalah tidak adanya petugas cleaning service di sekolah. Sebagai gantinya, siswa-siswa di Jepang bertanggung jawab untuk membersihkan lingkungan sekolah mereka, mulai dari ruang kelas, lorong, hingga toilet. Ini adalah salah satu aspek penting dalam pendidikan di Jepang, dan memiliki sejumlah alasan yang mendalam, baik dari segi budaya, sosial, maupun filosofis.

1. Mengajarkan Tanggung Jawab dan Kerja Sama

Salah satu alasan utama mengapa sekolah di Jepang tidak memiliki petugas cleaning service adalah untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya tanggung jawab. Di Jepang, anak-anak sejak dini diajarkan untuk merawat dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka. Setiap hari, siswa di Jepang akan meluangkan waktu sekitar 20-30 menit untuk membersihkan sekolah mereka secara bergotong-royong. Hal ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab pribadi dan kolektif terhadap lingkungan mereka.

Melalui kegiatan ini, anak-anak belajar untuk tidak hanya bergantung pada orang lain dalam melakukan tugas-tugas yang dianggap sepele, tetapi juga untuk berkontribusi pada kebersihan dan kenyamanan bersama. Dalam budaya Jepang, kebersihan dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap lingkungan dan orang lain, dan kegiatan ini mengajarkan nilai kerja keras serta kebersamaan.

Image

2. Mendidik Nilai Disiplin dan Kemandirian

Kebersihan juga dianggap sebagai bagian dari pembentukan karakter yang disiplin dan mandiri. Dengan terlibat langsung dalam kegiatan pembersihan, siswa diajarkan untuk mengorganisir waktu dan tenaga mereka dengan baik. Di banyak sekolah Jepang, kegiatan pembersihan ini dilakukan oleh siswa secara mandiri tanpa pengawasan ketat, memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan tugas yang diberikan.

Nilai-nilai ini mencerminkan aspek penting dalam pendidikan Jepang, yaitu mengembangkan kedisiplinan yang tinggi dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dalam masyarakat.

3. Menghargai Kerja Keras Orang Lain

Di Jepang, pembersihan sekolah oleh siswa juga memiliki tujuan untuk menghargai kerja keras orang lain. Mengingat bahwa banyak orang di Jepang, termasuk orang tua dan guru, bekerja keras untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan rapi, maka siswa diharapkan untuk turut serta dalam menjaga kebersihan sekolah sebagai bentuk penghormatan terhadap usaha mereka. Ini juga menciptakan rasa empati dan penghargaan terhadap pekerjaan orang lain yang mungkin terlihat sederhana namun sangat penting.

4. Menguatkan Hubungan Sosial

Kegiatan pembersihan bersama di Jepang tidak hanya bermanfaat untuk kebersihan fisik sekolah, tetapi juga mempererat hubungan antar siswa. Pembersihan dilakukan secara bergotong-royong dalam kelompok, sehingga siswa dapat saling membantu dan berkomunikasi satu sama lain. Hal ini memperkuat ikatan sosial dan memperkenalkan mereka pada nilai kerjasama dan solidaritas.

Selain itu, kegiatan ini juga memungkinkan siswa untuk berbicara dan berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang, menciptakan rasa kebersamaan yang lebih dalam di antara mereka.

Image

 

Hikmah menurut Islam

Dalam Islam, kebersihan memiliki makna yang sangat penting, baik secara fisik maupun spiritual. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Hadis Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan sebagai bagian dari iman:

“Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim)

Dari segi ajaran Islam, menjaga kebersihan bukan hanya sebatas menjaga kebersihan tubuh atau lingkungan sekitar, tetapi juga mencerminkan keadaan hati yang suci. Oleh karena itu, kegiatan seperti membersihkan sekolah dengan tangan sendiri, yang diajarkan kepada siswa di Jepang, sangat sejalan dengan ajaran Islam tentang pentingnya kebersihan.

Islam mengajarkan agar setiap individu tidak hanya bergantung pada orang lain dalam melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Konsep kebersihan yang diajarkan di Jepang, yaitu dengan cara bergotong royong, juga sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang menekankan pada kerja sama dan tolong-menolong, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

Sekolah di Jepang yang tidak memiliki petugas cleaning service bukan hanya soal efisiensi, tetapi merupakan bagian dari filosofi pendidikan yang menekankan tanggung jawab, kedisiplinan, dan kebersamaan. Dari perspektif Islam, ini adalah suatu nilai yang sangat dihargai, karena kebersihan adalah bagian dari iman, dan setiap individu diajarkan untuk tidak bergantung pada orang lain, serta untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk penghormatan terhadap Allah dan sesama. Dengan meniru kebiasaan ini, diharapkan kita dapat lebih menghargai pentingnya kebersihan dalam kehidupan sehari-hari dan membangun masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan peduli.